Meningkatnya populasi manusia menyebabkan pemenuhan terhadap pangan selalu bertambah. Dengan meningkatnya kebutuhan dan pola hidup masyarakat itu sendiri sehingga memacu perkembangan industri dan pertanian. Namun, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan industri serta pertanian mempunyai dampak dari sisa-sisa produksi, yang salah satunya adalah sampah. Sampah selalu menjadi persoalan dalam lingkungan masyarakat yang kurang memiliki perhatian terhadap kebersihan sekitar lingkungan. Persoalan yang sering muncul adalah bau yang tidak sedap atau gangguan kesehatan yang diakibat oleh timbunan sampah yang tidak dibuang pada tempatnya. Dalam kondisi apapun, sampah yang menumpuk dan terlantar sudah jelas mengganggu pemandangan dan mencemari lingkungan sekitar. Di sisi lain sampah pun dapat menjadi sumber kehidupan bagi sebagian masyarakat karena sampah dapat di kompos atau didaur ulang, dan dapat dimanfaatkan lagi untuk kebutuhan manusia. Salah satu contoh sampah adalah sampah organik yaitu sampah yang berasal dari sisa dan buangan berbagai aktifitas makhluk hidup dari bahan-bahan alami, seperti sisa makanan, minuman dan kotoran (tinja).
Dalam hal proses pengomposan semua bahan organik bisa menjadi kompos, tetapi yang menjadi masalahnya apakah bahan organik lain dapat digunakan, manakah bahan organik tersebut yang efektif untuk pertumbuhan tanaman, bagaimana kandungan didalamnya, bagaimana kualitasnya.
Proses pengomposan adalah proses di mana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman harus mempunyai tingkat kesuburan yang cukup untuk menunjang proses pertumbuhan tanaman sampai berproduksi. Kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh adanya bahan organik. Hakim dkk. (1986) menyatakan bahwa bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah. Secara garis besar, bahan organik memperbaiki sifat-sifat tanah meliputi sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Bahan organik memperbaiki sifat fisik tanah dengan cara membuat tanah menjadi gembur dan lepas-lepas sehingga aerasi menjadi lebih baik serta mudah ditembus perakaran tanaman.
Bahan organik pada tanah yang bertekstur pasir akan meningkatkan pengikatan antar partikel dan meningkatkan kapasitas mengikat air. Sifat kimia tanah diperbaiki dengan meningkatnya kapasitas tukar kation dan ketersediaan hara, sedangkan pengaruh bahan organik pada biologi tanah adalah menambah energi yang diperlukan kehidupan mikroorganisme tanah (Sutanto 2002).
Kandungan hara pada tanah semakin lama biasanya semakin berkurang karena seringnya digunakan oleh tanaman yang hidup diatas tanah tersebut, bila keadaan seperti ini terus dibiarkan maka tanaman biasanya kekurangan unsur hara sehingga pertumbuhan dan produksi menjadi terganggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar