Sabtu, 19 November 2011

Proses sederhana pengomposan



Proses pengomposan sederhana saja. Sampah yang sudah terkumpul dipilah-pilah antara sampah organik dan sampah anorganik. Kedua jenis itu  masih dipilah lagi. sampah anorganik dipilah lagi seperti kertas, plastik, beling (pecah-an  kaca), dan kaleng. Sebulan sekali sampah anorganik itu  dijual ke para pemulungatau diantar ke lapak  di daerah pedongkelan.
Sampah organik terbagi dalam berbagai jenis, seperti nasi, kulit buah, dan sisa sayuran.  Sampah yang tidak bisa langsung masuk ke kotak pengomposan karena kandungan airnya tinggi, seperti sayuran, kertas atau kardus basah, terlebih dahulu dibakar di insenator. Sedangkan sampah sisa sayuran dicacah dengan menggunakan mesin cacah. Hasil ayakan dari sampah yang dibakar dicampur dengan sampah yang dicacah. Setelah itu disemprot dengan cairan mikroorganisme EM 4. cairan ini berfungsi mempercepat pengomposan.
Kemudian sampah ditempatkan dalam kotak-kotak kayu. Satu kotak bisa menampung 100 kg  sampah. Untuk mengatasi bau busuk, sampah dicampur dengan dedak atau serbuk kayu (hasil serutan). Untuk mengatur suhu dalam kotak pengomposan, setiap hari sampah ini diaduk. Hal itu membantu pengomposan berjalan baik dan merata. Saat mengaduk, pekerja harus menggunakan masker pernapasan untuk melindungi paru-paru dari pengaruh gas metan dari sampah  pengomposan. Gunakan juga sepatu bot dan sarung tangan agar tidak terasa panas.
Pengomposan berlangsung selama dua sampai tiga minggu. Pengomposan dikatakan berhasil, jika sampah tadi sudah berubah warna menjadi hitam pekat dan hancur. Keberhasilan itu dicapai kerana proses fermentasinya berhasil. Sampah yang sudah menjadi kompos  kemudian dianginkan sampai dingin. Setelah itu, kompos diayak. Kompos halus dibungkus terpisah dengan kompos kasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar